
Sepanjang perjalanan saya menyelami lika-liku dunia arsitektur, saya telah banyak melihat ekspresi karya arsitektural melalui gambar digital, lukisan cat air maupun sketsa monokromatik. Sembari mencoba untuk membaca arsitektur pada gambar-gambar tersebut dan di tengah dilema untuk menelaahnya, saya pun ikut bertanya-tanya. Apakah sebuah gambar cukup untuk mendeskripsikan kualitas dari rancangan arsitektur? Kemudian, dimanakah narasi berperan dalam dunia arsitektur yang banyak mengandalkan visual?
Tanpa saya sadari, rasanya memang ada perubahan dari perilaku kita dalam menyikapi gambar arsitektur. Kebebasan saya untuk menggores pada medium digital sering dihimbau pembimbing saya ketika di studio. Rasanya terkadang lebih tepat bila mengkomunikasikan gagasan dengan cara analog. Pada akhirnya, saya mencoba mencari tahu dari buku ‘Is it All About Image?’yang ditulis oleh Laura Iloniemi. Dari sana, saya mencoba menggali pemahaman saya untuk membaca gambar arsitektur.
Dalam beberapa halaman pertama dari buku tersebut banyak membahas bagaimana gambar berperan sebagai media visual dari berbagai sudut pandang. Salah satu diantaranya membahas karya besar milik Norman Foster, yaitu Hongkong and Shanghai Bank. Bangunan tersebut memiliki teknik dan struktur desain tersendiri. Sama halnya dengan publikasi, Norman Foster and partners juga memiliki cara tersendiri dalam menangani masalah publikasi yang bersangkutan dengan pihak PR (Public Relation), terutama dalam mempromosikan karya-karya arsitektural miliknya.

“ There is no doubt that foster and partners is one of the most impressive practices in terms of how well it’s information is organised and potentially available to the press. “ -Laura Iloniemi
Foster and Partners merupakan salah satu dari banyak biro arsitektur yang memiliki komunitas kecil lainnya, yang dibentuk khusus untuk menjalin hubungan dan kerja sama dengan pihak PR. Katy Harris,sebagai kepala divisi memiliki kemampuan untuk menjembantani dan menganalisa bagaimana media publikasi sangat penting dalam perluasan bisnis. Beberapa tahun kemudian, Birkin Haward bergabung dan menggantikan Katy Harris, yang kemudian menarik perhatian masyarakat umum melalui kemampuan berkomunikasinya dan dalam menetapkan karya sesuai standar yang telah beliau pahami selama menempuh bidang arsitektur.
“ Yet, looking at foster and Partners’ PR tools, it does seem like the publicity materials are there to ensure the best impression, but only in so far as a musicians may want to control the way their sound is reproduced. ” - Laura Iloniemi
Kutipan di atas menjelaskan bahwa PR dan biro Foster and Partners saling mendukung dalam menentukan kualitas dari hasil gambar yang akan dipublikasikan kepada pimpinan departemen komunikasi. Saling bekerja sama untuk memproduksi kualitas gambar yang bagus dengan mengandalkan gambar sebagai media dalam menyampaikan informasi yang diinginkan antar kedua pihak.
“ Together with Harris, Haward decided to through all projects and select the ‘top shots’ for each. this routine of vetting the favourite images used to be used in pitching for jobs for publications is still in place. ” -Laura Iloniemi
Berbeda dengan dengan karya Foster and Partners yang berbicara mengenai komunikasi antar dua pihak mengenai penentuan kualitas gambar,Helsinki karya Ocean North -contoh lain di buku ini- justru banyak menimbulkan perdebatan yang hangat di antara para biro arsitek yang telah lama berkecimpung di dalam dunia arsitektur. Bagaimana kualitas gambar arsitektural dipertanyakan, apakah sudah dapat menjadi gambar yang mendeskripsikan diri dan idenya atau belum?
“ For a small practice with modest PR resources, originality of thought is key, as is the ability to present its vision. ” -Laura Iloniemi
Ocean North, sebuah biro arsitektur dari Findland, yang beranggotakan 4 orang arsitek muda, salah satu diantaranya Kivi Sotamaa. Beliau dan rekan kerjanya menghasilkan karya arsitektur ‘Helsinki’ yang kemudian gambarnya dipublikasikan oleh pihak PR kepada umum, dan kemudian mendapat kritik serta ulasan yang beragam dari berbagai kalangan mengenai kualitas, reputasi, dan desain. Banyak yang mengkritik kemampuan dan kepastian desain tersebut karena umur arsitek-arsiteknya yang muda dan kurang berpengalaman. Namun, melihat adanya penolakan dan penerimaan dalam lingkup PR dapat membuka kesempatan bagi arsitek untuk melakukan debat guna mempertahankan karya mereka.
“Publishing ideas allows us to take part in the architectural debate; it creates an avenue for work to be seen. ” -Ocean North
“ We publish everything we do and make it available for open discourse and take part in it as well. “ -Ocean North
Argumentasi dalam arsitektur penting untuk membuktikan ketepatan data agar dapat terarah kepada intensi desainnya, namun desain juga perlu mewakili pernyataan yang sama agar masyarakat umum terutama klien dapat memahami intensi sang arsitek.
Dalam hal ini komunikasi antar klien, sesama arsitek, dan PR sangatlah menentukan apakah konsep dan desain kita tersalurkan dengan baik dan diterima dengan baik atau tidak. Keterampilan untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan yang baik dengan pihak yang bekerja dengan kita dapat menguntungkan para arsitek di masa depan, baik dalam proyek pembangunan di masa depan atau juga untuk membangun nama bagi arsitek tersebut.

Disini keberadaan gambar sangat berperan untuk menjembatani pemahaman dan komunikasi antara pihak terutama kepada klien. Menjadi sebuah media untuk menyalurkan buah inspirasi kepada klien atau orang yang hendak memahami. Akan tetapi, komunikasi tidak cukup untuk mempertahankan dan mempromosikan gambar, karena komunikasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya gambar sebagai media untuk menyalurkan ide dasar dan konsep dari bangunan yang dimaksud.
Dalam setiap komunikasi dan usaha dibutuhkan strategi untuk menjual dan mempromosikan desain dari seorang arsitek. Dari segi ini dapat dipahami bahwa strategi, ketepatan waktu dan suasana, dalam suatu lokasi dapat memberikan pengaruh dalam menarik perhatian, terutama klien, pada desain yang bersifat aktual dan menarik. Dalam menjalin komunikasi baik dengan klien maupun pihak PR, waktu dan suasana menjadi subyek yang esensial dimana gambar sesuai dengan sasaran trend atau topik yang sedang marak diperbincangkan.
‘Sangatlah ideal apabila gambar dapat mewakili nilai suatu desain.’ - Laura Iloniemi
Pernyataan yang dipaparkan oleh Laura Iloniemi dalam bukunya yang membahas mengenai karya Ocean North memperkuat pernyataan saya bahwa ide dan gambar memiliki peran yang cukup siginifikan dalam membentuk nama bagi sang arsitek, masa depan kariernya, dan hubungannya dengan PR di masa mendatang.