
Indonesia, merupakan negara dengan 235 juta individu yang berkembang dengan pesat. Ia mencakup wilayah yang luas yang melingkupi jarak dari London sampai Teheran. Indonesia terdiri dari bermacam-macam karakter tempat mulai dari megapolis yang ramai hingga pulau liburan yang masih murni. Indonesia juga memiliki banyak kubu-kubu yang beragam. Walaupun demikian, dalam keadaan seperti tersebut, ia memberikan kesempatan bagi kemunculan arsitektur yang unik dengan tingkat ketukangan yang baik.
Dalam public lecture ini, dua arsitek terkemuka, Ahmad Djuhara (pendiri djuhara+djuhara) dan Adi Purnomo (pendiri mamostudio) akan mendiskusikan, bagaimana mereka menggunakan kemampuan ketukangan -yang masih umum di dalam dunia konstruksi di Indonesia-, pada praktik ber-asitektur masing-masing. Saat merancang bangunan yang merespon terhadap iklim tropis dan konteks sosio-politiknya, kedua arsitek ini menunjukkannya melalui pemilihan struktur yang cermat dan melalui sensitivitas dalam teknik membuat detail untuk menghadirkan tradisional dan modern secara bersamaan.
Moderator pada acara ini adalah Hermen van de Wal (pendiri Krill Office for Resilient Cities and Architecture) yang telah memiliki pengalaman praktik secara global dengan proyek-proyek di Belanda dan Indonesia, membuatnya tepat untuk menjadi pemandu dan pengkritik pada kuliah umum ini.
Tautan
Djuhara+Djuhara:http://www.art4d.com/templates/v3/story_detail.php?issue=205&art=1
MamoStudio :www.mamostudio.net
Krill Office for Resilient Cities and Architecture : http://www.krill.nl/en/
Acara ini dipersembahkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Rumah Budaya Indonesia di Belanda, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) & Ikatan Arsitek Indonesia – Uni Eropa (IAI- EU).