Anabata Live Series #3

Melihat karya Lyndon Neri dan Makoto Tanijiri

Author
Anabata Live Series #3

Sabtu (16/12/2017) area penerima Titan Center, Bintaro dipenuhi oleh pengunjung yang sebagian besar merupakan arsitek, interior desainer dan produk desainer. Mereka datang untuk menyaksikan Anabata Live Series 3. Anabata Live Series merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Anabata yang berdiri sejak tahun 2015. Sebagai penyelengara acara, Anabata selalu mengundang pembicara yang menarik. Pada tahun 2015 Budi Pradono & Junya Ishigami hadir dalam acara Anabata yang pertama, Pada tahun 2016, Joshua Comaroff & Ong Ker-Shing dan pasangan Florian Idenburg & Jing Liu dari So-iL  hadir untuk acara Anabata Live Series 2. Pada tahun ini Makoto Tanijiri & Lyndon Neri sebagai pembicara untuk acara Anabata Live Series 3. Acara ini dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama merupakan presentasi dari Makoto Tanijiri dan kemudian dilanjutkan oleh Lyndon Neri.

Acara dibuka oleh Andrew Tirta arsitek yang mendirikan ILATAAJ (Inter-Linkages of Aptitudes Towards Arrays of Architectural Juxtaposition ) sebagai moderator. Presentasi pertama dibawakan oleh Makoto Tanijiri. Makoto merupakan arsitek berkebangsaan Jepang yang mendirikan Suppose Design Office. Perjalanan Makoto menuju kesuksesan berbeda dengan arsitek lain pada umumnya. Setelah lulus dari sekolah mengengah, ia menempuh ilmu di Anabuki Design College di Hiroshima selama 2 tahun lalu terjun ke dunia arsitektur. Makoto memulai presentasinya dengan menjelaskan beberapa kata kunci seperti Basketball, Orange, Glass of Water & Scene. Kata-kata tersebut memiliki relevansi terhadap pendekatan Makoto dalam mendesain karya-karyanya. Contohnya seperti ‘Glass of Water’ yang memiliki sifat multifungsi yang tercerminkan di dalam karyanya House in Takamiya yang ia gambarkan juga seperti iphone yang bersifat multifungsi & dinamis. Makoto percaya bahwa jika suatu label dihilangkan maka benda tersebut akan memiliki fungsi yang berbeda seperti perumpamaan air digelas tadi. Jika air tersebut dihilangkan labelnya, ia  tidak hanya berfungsi sebagai air minum, namun bisa saja digunakan untuk mandi, menyiram tanaman, mencuci piring dan lain-lain. Makoto mendesain House of Takamiya agar ruangan di dalamnya bisa digunakan untuk berbagai aktivitas seperti ruang makan bersama, ruang teh, atau ruang senam. Kemudian Makoto Tanijiri mempresentasikan beberapa karya lainnya seperti Miyajima Observatory, House in Anjyo, House in Buzen, House in Yagi, House in Hibaru, House in Hannou, Hiroshima Hut, Ohta Office, Syukando Project, Onomichi U2,dan Vantage Point Properties. Karya karya Makoto bergagam dari Housing, Hotel sampai ke Real Estate.

   Hiroshima Hut by Makoto Tanijiri ( Hiroshima, Japan 2015)

Hiroshima Hut by Makoto Tanijiri ( Hiroshima, Japan 2015)

(Sumber: http://archeyes.com/suppose-design-office-hiroshima-hut/ )

Sesi Kedua merupakan presentasi dari Lyndon Neri. Lyndon menempuh ilmu di Universitas Berkeley & Harvard sebelum mendirikan Neri & Hu Design and Research Office, sebuah  inter-disciplinary international architectural design practice  yang beroperasi di Shanghai, Cina. Neri sebagai orang yang sudah berpengalaman di Amerika Serikat sangat fasih dalam berbicara Bahasa Inggris dengan selera humor yang baik. Sama seperti Makoto Tanijiri, sebelum masuk ke proyeknya Neri menjelaskan tiga hal yang ia sebut sebagai obsesinya dalam mendesain. Obsesi pertama adalah Interiority. Lyndon percaya bahwa sisi dalam bangunanlah yang memberikan pengalaman ruang. Ia memberikan contoh bahwa ketika kita mengingat rumah lama kita maka memori tersebut pastilah tentang interaksi kita dengan ruang tersebut, The sense of interior itself is architecture, many people consider that architecture is about form making but didn’t pay attention to the interior. ujar Neri. Obsesi kedua, total design. Neri menjelaskan bahwa dia adalah orang yang suka memegang kendali, dia tidak mau jika bangunan yang ia bangun diisi dengan perabot yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan visinya. Obsesi kedua ini dicontohkan oleh Neri dengan bangunan Sulwhasoo Flagship, sebuah toko make-up dimana Neri menciptakan sebuah apparatus yang bisa digunakan sebagai display, railing dan ornamen. Obsesi ketiga Lyndon adalah nostalgia, ‘the presence of an absence yang dia contohkan dengan bangunan The Waterhouse at South Bund. Lyndon terinsipasi oleh pengalaman berjalan di gang gang Cina dimana sisi kanan dan kiri dipenuhi oleh pemandangan orang menjemur baju, orang sedang makan, berbicara di teras dan beraktifitas. Pengalaman pengallaman tersebut yang ingin diciptakan oleh Neri di dalam proyek hotel ini. Lyndon Neri juga menunjukkan karya lainnya di dalam presentasi seperti Rethinking the Split House, House for Introvert & House for Extrovert, 1930 Shanghai Theatre, Gangnam Project, Suzhou Chapel & The Walled Village.

 AMORE Sulwhasoo Flagship Store by Lyndon Neri (650, Sinsadong, Gangnam-gu, Seoul, South Korea 2016)
MORE Sulwhasoo Flagship Store by Lyndon Neri (650, Sinsadong, Gangnam-gu, Seoul, South Korea 2016) 

(Sumber: www.archdaily.com)

Acara Anabata Live Series 3 kemudian ditutup oleh sesi tanya jawab dan penyerahan Plakat oleh Ary Indra, seorang arsitek pendiri biro Aboday yang juga merupakan pendiri Anabata bersama Brianttara Ajibadi. Acara Anabata Live Series 3 ini merupakan acara yang diadakan setiap tahun oleh Anabata. Melihat sejarah acara Anabata Live Series yang selalu mendatangkan pembicara yang ternama pada tiap tahunnya,  Acara Anabata Live Series 3 ini membuat kita bertanya siapakah yang akan diundang oleh Anabata pada Anabata Live series 4?    

(Nantikan liputan lengkap tentang karya-karya Suppose Design Office dan Neri & Hu: Design and Research Office serta interview redaksi konteks bersama Makoto Tanjiri dan Neri Hu)



comments powered by Disqus
 

Login dahulu